Songko` recca merupakan salah satu karya budaya orang Bone. Songko` recca terbuat dari serat pelepah daun lontar yang dipukul-pukul atau direcca-recca hingga yang tersisa hanya seratnya. Serat ini biasanya berwarna putih, akan tetapi setelah dua atau tiga jam kemudian warnanya berubah menjadi kecoklatcoklatan. Untuk pewarnaan hitam maka serat tersebut harus direndam dalam lumpur selama beberapa hari. Proses pembuatannya setelah selesai menjadi serat-serat, lalu dianyam sampai menyerupai songkok. Untuk menganyam serat menjadi songkok menggunakan acuan atau pola yang disebut assareng. Assarang terbuat dari kayu nangka kemudian dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai songkok. Acuan atau assareng itulah yang digunakan untuk merangkai serat hingga menjadi songko’ recca sesuai dengan ukuran yang mau dibuat. Pada masa pemerintahan Raja Bone, Lamappanyukki, di tahun 1931, songko` recca mendapat perhatian besar dan menjadi semacam kopiah resmi atau songkok kebesaran bagi raja, bangsawan, dan para punggawa-punggawa kerajaan.