Lintang: -8.1740817
Bujur: 111.9271017
Candi Ampel yang konon oleh masyarakat dahulu di gunakan sebagai pemujaan. Dengan luas lahan sekitar 690 m2, diperkirakan bangunan ini klasik (Majapahit/awal abad XV Masehi).
Candi Ampel terbuat dari bata dan batu andesit yang tersisa bagian dasarnya saja karena sudah hancur tidak beraturan akibat ditumbuhi lima pohon besar yang tepat berada ditengah-tengah candi ampel. Belum bisa diketahui arah hadap candi karena indikasi tangga masuk tidak ada yang tersisa. Diantara reruntuhan bata-bata candi juga ditemukan umpak berjumlah 7 buah, dinding bata tersebut membujur barat-timur dengan ukuran: panjang 2 meter, tinggi 1 meter serta masih tampak adanya ornamen yang berupa sulur-suluran dan pola-pola geometris.
Jika dilihat angka tahun pada arca Parwati yang menunjukan tahun 1331 saka/1409 M, maka candi ini dibangun masa Kerajaan Majapahit, sedangkan dilihat dari tinggalan-tinggalan lepasnya maka candi ampel berlatar belakang Agama Hindhu. Kebanyakan lokasi candi-candi yang terletak di dataran rendah sekitar kaki perbukitan Walikukun diketahui berasal dari masa Majapahit.
Pencatatan/penelitian dilakukan oleh J. Knebel (1908) dalam ROC, N.J. Krom (1923) dalam Inleiding tot de Hindoe-Javaansche Kunst, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Tulungagung (2007).