Masjid Jami Al Anwar

Masjid ini berdiri pada tahun 1751 oleh orang-orang yang berasal dari etnis Jawa, Cina, dan Bali pada masa setelah pembantaian orang-orang Cina di tahun 1761, tepatnya 2 April 1761 (Jumroni, 2006: 106). Masjid ini berdiri menghadap timur. Hingga saat ini, masjid ini masih digunakan oleh warga setempat sebagai pusat peribadatan, bahkan diklaim dapat menampung 300 jamaah. Tidak hanya sebagai pusat peribadatan, namun juga pusat kegiatan ekonomi yang terlihat dari warung warung yang berdiri di sekitarnya. Selain itu, terdapat pula makam di barat dan timur masjid berjumlah lebih dari 50 makam. Salah satu makamnya adalah makam Sultan Abdul Hamid Al-Qadri dari Pontianak yang terletak di timur masjid. Masjid ini memiliki gaya campuran Cina dan Jawa. Pengaruh Jawa dapat terlihat dari struktur dasarnya yang berbentuk empat persegi dan ornamen-ornamen kayu pada sekitar atap. Sedangkan pengaruh Cina dapat terlihat dari susunan balok atapnya.